Bulukumba, JalurDua.Com – Begitu banyak manfaat menulis bagi anak-anak. Di antaranya, sebagai media penyalur emosi, bentuk ekspresi diri, belajar beropini, dan masih banyak lagi.
Selasa sore bertabur hujan (7/7/2020), kelas belajar gratis “pendidikan nol rupiah” dari Gema Pandemi atau Gerakan Mengajar Pemuda Daerah Mengabdi, mencoba mengeksplorasi gairah anak-anak di Desa Bontoharu agar tangan mereka menari di atas kertas. Dari sebuah teras rumah warga terlihat di luar salah satu ornamen alam berupa rintik hujan. Sedangkan salah satu ornamen intelegensi anak-anak itu berbentuk tulisan.
Mentornya seorang gadis. Dia seorang sarjana pertanian. Arni Yudistira namanya. Dia mengarahkan anak-anak untuk menulis do’a harian yang terekam dalam memori mereka. Kemudian ada pengenalan abjad kepada anak-anak lainnya yang belum lancar membaca dan menulis.
Manfaat Menulis Bagi Anak-Anak
Selain bisa melatih agar tulisan tangannya rapi, berikut beberapa manfaat lain yang bisa anak dapatkan jika suka menulis:
- Melepas Stres
Ada anak yang melampiaskan rasa stresnya dengan bernyanyi maupun melukis. Tapi ada juga anak yang melampiaskan rasa sedih dan stres dengan menulis di buku harian.
Tidak setiap anak mampu mengungkapkan masalahnya dengan baik. Dengan menulis, ia bisa mencurahkan isi hatinya. Hal tersebut akan membuat perasaannya menjadi lebih lega.
- Membantu Memulihkan Kenangan
Dikutip dari laman Skills You Need, saat anak beranjak dewasa, mereka mungkin akan lupa dengan kenangan-kenangan yang pernah mereka alami saat masih kecil.
Biasakan anak menuliskan kesehariannya. Sehingga kelak ia besar, anak dapat kembali mengingat momen-momen seru dari masa kecilnya, saat membuka kembali catatan lamanya.
- Berlatih Memecahkan Masalah
Anak-anak memiliki otak yang kreatif dan memiliki imajinasi yang luar biasa untuk merancang pembuka dan isi plot cerita. Tapi mereka mungkin akan merasa sulit untuk membuat akhir dari cerita. Maka berlatih menulis sebuah karya yang utuh bisa mengasah kemampuan anak untuk memecahkan masalah.
- Belajar Merangkai Kata
Tidak semua anak bisa merangkai kata dengan benar, terutama saat mereka baru saja bertemu dengan orang baru. Dengan menulis, mereka bisa belajar merangkai kata untuk meluapkan emosi atau perasaan yang sedang mereka miliki.
Kelas belajar gratis oleh Gema Pandemi mengimplementasikannya sore tadi di sebuah teras rumah warga Desa Bontoharu.(*)