back to top
Selasa, April 22, 2025

Andi Herfida Muchtar Bahas Risiko Pernikahan Dini dan Dampaknya pada Masa Depan Anak di Bulukumba

JalurDua.Com, Bulukumba – Pemerintah Kabupaten Bulukumba Melaksanakan Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu

Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) melaksanakan upaya pencegahan stunting dari hulu. Upaya ini diwujudkan melalui kegiatan advokasi, sosialisasi, dan fasilitasi pendewasaan usia perkawinan serta pencegahan pernikahan usia anak jalur nonformal di 10 kecamatan.

Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Bulukumba, Kementerian Agama Bulukumba, dan para camat se-Kabupaten Bulukumba. Dilaksanakan sejak 13 hingga 19 Juni 2024, kegiatan ini dihadiri oleh remaja masjid, karang taruna, dan para orang tua yang memiliki remaja.

Ketua TP PKK Bulukumba, Andi Herfida Muchtar, sebagai narasumber, membahas risiko-risiko pernikahan anak dan dampaknya terhadap masa depan mereka. Herfida berharap remaja menikmati masa remaja dengan menuntut ilmu, mengembangkan kreativitas, dan berbuat baik, sehingga dapat mandiri dan berkontribusi kepada bangsa untuk mencapai generasi emas tahun 2045.

Pendewasaan usia perkawinan diperlukan karena banyaknya kasus pernikahan dini dan kehamilan tidak diinginkan. “Menikah di usia dini sering menyebabkan ketidakharmonisan, perselisihan, perselingkuhan, dan KDRT,” terang Herfida.

Kepala Kantor Kementerian Agama, H. Misbah, menambahkan bahwa banyaknya pernikahan anak berdampak pada tingginya angka perceraian di Bulukumba. Ia mengajak para orang tua menjaga anak-anak mereka dari pergaulan bebas yang bisa merusak masa depan. “Hindari pernikahan dini untuk mencegah lahirnya anak-anak stunting baru,” ajaknya.

Dalam penanganan stunting, Pemerintah Kabupaten Bulukumba melakukan berbagai intervensi, baik spesifik maupun sensitif. Intervensi spesifik fokus pada 1000 Hari Kehidupan Pertama (HPK) dengan memberikan gizi dan kesehatan kepada ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun, termasuk pemberian makanan tambahan dan susu tumbuh kembang yang mengandung gain 100. Ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis (KEK) juga diberikan susu khusus untuk mencegah kelahiran anak stunting.

Intervensi sensitif mencakup penataan lingkungan kumuh serta penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak.(*)

Hot this week

Bersama Petani, Babinsa Rawat Ketahanan Pangan dari Bontotiro

JalurDua.Com, Bulukumba - Babinsa Desa Bontotangnga, Serka Muslimin, turut...

Topics

Bersama Petani, Babinsa Rawat Ketahanan Pangan dari Bontotiro

JalurDua.Com, Bulukumba - Babinsa Desa Bontotangnga, Serka Muslimin, turut...

Walau Diterpa Badai CPMA Tetap Bertahan Untuk Kemakmuran Negeri

Keterangan Gambar: Dirut CPMA, Indah Budhi Savitri dan Jajaran...

Managemen Baru CPMA Kedepankan Harmonisasi Masyarakat dan Lingkungan

Foto / Ist: Indah Budhi Savitri dan Mangemen CPMA...

Telkom Dorong Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Lewat Inovasi AI Tanya Pijar

Deskripsi: Tanya Pijar, chatbot berbasis AI pertama di Indonesia,...

Dugaan Korupsi di Dinas Kesehatan Paluta, PB FPP Paluta Desak Kejaksaan Bertindak

Padang Lawas Utara – Pengurus Besar Forum Pemuda Peduli...

Luar Biasa! Tiga Anggota DPRD Bulukumba Terima Aspirasi di Bundaran Titik Nol

Bulukumba – Tiga anggota DPRD Bulukumba, yakni H. Bahtiar,...

Related Articles

Popular Categories

spot_imgspot_img