Jumat, Oktober 4, 2024
spot_img
BerandaHeadlineBesi-Besi Bekas Disulapnya Menjadi Sepeda Berkualitas

Besi-Besi Bekas Disulapnya Menjadi Sepeda Berkualitas

JalurDua.Com, Bulukumba – Masa pandemi ternyata adalah juga masa inkubasi bagi ide yang kemudian menetaskan ragam kreatifitas. Ide-ide berkembang biak ke dalam bentuk pemanfaatan bakat dan keterampilan. Dapur harus tetap ngebul. Ekonomi keluarga harus tetap survive. Dan ekonomi kreatif adalah salah satu kekuatan penting yang menopangnya.

Adi, seorang pria 29 tahun yang termasuk bisa bertahan dengan memanfaatkan skilnya. Sambil berjualan ikan, sayur mayur, dan lainnnya, ia merakit besi-besi bekas menjadi sepeda. Sudah hampir dua bulan ia tekun dengan aksinya menyulap besi-besi tua itu. Sehingga bisa menjelma menjadi sepeda yang utuh yang bisa dikendarai anak-anak kecil bahkan orang dewasa.

Ayah dari dua anak ini juga kerap dibantu tetangganya bernama Rahiming yang akrab dipanggil Om Miming. Dalam sehari mereka mampu menyelesaikan satu sampai dua buah sepeda. Om Mimin kebetulan kerap punya waktu luang di samping pekerjaannya sebagai tukang press ban.

Hasil keuntungan bisnis kreatif milik Adi ini menuai biasanya laba lumayan.
“Tidak banyak. Yang penting bisa disyukuri. Satu buah unit sepeda biasanya untung sekitar Rp.50.000. Kadang juga Rp.150.000an.” Tutur Adi, saat JalurDua.Com menyambangi kediamannya yang juga sekaligus tempatnya membuat sepeda dan berjualan ikan, Selasa (25/8/2020).

Harga setiap sepeda buatan Adi tentu berbeda dengan yang dijual di toko-toko sepeda. Namun saking tingginya permintaan konsumen, maka alternatif yang menyasar sepeda rakitan juga kian diminati. Apalagi kualitasnya juga beda tipis bahkan banyak yang juga setara.

Di tengah situasi ekonomi yang lagi anjlok, sepeda yang dirakit dari barang-barang bekas bisa jadi alternatif. Itu adalah solusi jika tidak memungkinkan membeli sepeda baru. Seperti yang dilakukan Ranti, seorang emak muda dari Kota Bulukumba yang jauh-jauh naik motor membonceng putranya menempuh 25 kilometer ke Kelurahan Palampang.

“Kalau yang bekas masih layak digunakan, kenapa harus beli yang baru,” kata Ranti. Dia membeli sebuah sepeda buatan Adi dengan harga Rp. 350.000. Sepeda itu buat putranya yang baru berumur 6 tahun.

Bersepeda tidak harus mahal. Untuk mendapatkan kerangka dan onderdil sepeda, Adi berkunjung ke sejumlah pengepul rongsokan di berbagai tempat di Kabupaten Bulukumba.

Dari berbagai lokasi itu, barang bekas yang berkaitan dengan sepeda dapat ditemukan dengan mudah dan murah. Bahkan kadang gratis. Misalnya, onderdil seperti kerangka, roda, rantai, dan setang; hingga printilan bernuansa vintage yang langka. Semuanya bisa dibeli melalui sistem hitung kiloan.

“Jika lagi mujur biasanya bisa dapat barang dengan kualitas lebih bagus dan tentunya bisa dibanderol dengan harga tinggi pula,” Tutur Adi.

Lebih dari sekadar bisnis kreatif dan menyalurkan hobi. Hal yang lebih penting bagi Adi yakni dia punya kesempatan untuk mengurangi limbah besi tua untuk menyelamatkan lingkungan sekitar. Pun dia mengaku bisa ikut andil dalam melestarikan benda tua, sekaligus memperpanjang unsur kegunaan sebuah komponen.

Bagi Anda khususnya warga Kabupaten Bulukumba yang berminat membeli sepeda buatan Adi, Anda bisa dengan mudah menemukan alamat Adi. Tempatnya berjualan sepeda, ikan, dan sayur mayur berada di pinggir Jalan Poros Bulukumba-Sinjai. Tepat berhadapan dengan Kedai Kopi Litera, Kelurahan Palampang, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.(*)

Alfian Nawawihttp://jalurdua.com/
Kolumnis dan Editor JalurDua.Com
RELATED ARTICLES

28 KOMENTAR

Most Popular

Recent Comments