Jalurdua.com, Bulukumba- Bakal calon bupati Bulukumba Jamaluddin M Syamsir menghadiri Dialog 60 Tahun Bulukumba, yang digelar oleh pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Bulukumba.
Dialog tersebut dihadiri puluhan tokoh politik, pengusaha, akademisi hingga aktivis pemuda, dengan mengusung tema “Summit On Sustainable Development” di Aula Hotel Agri Bulukumba, Kamis (13/2/2020).
JMS akronim namanya, menyampaikan bahwa jika ditakdirkan jadi pemimpin ke depan, maka seluruh konsepsinya akan dipersembahkan untuk Bulukumba.
Pria berusia 40 tahun tersebut, membeberkan akan memulainya dari guru, yang akan mengajar di tempat terdekat dari rumahnya.
“Saya juga ingin persembahkan, agar konsepsi saya dikritisi oleh seluruh guru besar yang berasal dari Bulukumba. Kenapa?, karena kami-kami ini hanya diuntungkan oleh sistem politik. Pemilik ide dan gagasan adalah guru guru besar itu,” katanya disambut aplaus.
Mantan Tenaga Ahli Mensos RI ini menjelaskan pentingnya mengejawantahkan reformasi birokrasi, jika kelak diamanahkan menjadi orang nomor satu di kabupaten berjuluk Butta Panrita Lopi.
“Dalam reformasi birokrasi, ada reinventing government, reward and punishment, dan tunjangan kinerja,” kata Jamal sapaan akrabnya.
Menurutnya, seorang pemimpin perpaduannya adalah manajemen pemerintahan dan manajemen korporasi. “Manajemen pemerintahan, kita kelola ini ASN yang ribuan jumlahnya. UU sudah jelas, ada reformasi birokrasi,” ujarnya.
“Manajemen korporasi, yaitu pemimpin harus bermental pengusaha, karena pasti dituntut agar menghasilkan duit untuk daerahnya. Semua potensi yang dimiliki daerah harus dijadikan berbentuk uang. Potensinya tentu SDA dan SDM, harus bisa dimaksimalkan serta dicombine atau digabungkan untuk bisa memajukan daerah ini,” tambahnya.
Jamal, yang juga mantan ketua KNPI Sulsel menyinggung soal ASN berdasar the right man in the right job, the right man in the right place.
“Kalau saya ditakdirkan, carikan ASN terbaik dari manapun asalnya. Orangnya Pak TSY pasti ada yang hebat, orangnya Pak Andi Yusuf pasti ada yang hebat, orang saya pasti ada yang hebat, orangnya Pak Kahar pasti ada yg hebat. Ke depan Bulukumba adalah kita” kata Jamal optimis.
Terkait tunjangan kinerja, kata dia, hari ini sudah era digitalisasi. “Masa selalu mau cetak surat. Seharusnya sudah ada tunjangan komunikasi ke ASN. Seharusnya ada tunjangan kuota dong, karena orang kirim WA pasti pakai kuota,” ujarnya.
Ia berpandangan, reformasi birokrasi tetap kuncinya adalah keteladanan. Sebab menurut politisi berlatar santri ini, keteladannya harus pemimpin yang contohkan.
“Yang terpenting adalah networking. Dalam konsepsi agama dikenal dengan silaturahmi. Siapa banyak temannya akan banyak rezekinya,” katanya.
Alumnus pondok pesantren Darul Aman Gombara Makassar ini menyebut, Bulukumba ini masyarakat religius. Karena itu, lanjut Jamal, pembangunan sosial keagamaan sangat penting.
“Sebagai orang beragama, yang sepatutnya-lah kita bertarung, yang sewajarnya sajalah kita bertarung. Yang pasti kalau tidak jadi calon, maka tidak akan jadi bupati. Dan yang jadi calon, pasti salah satunya akan jadi bupati,” terangnya.
Terakhir, Jamal mengajak para kompetitornya untuk menjaga tradisi Kebulukumbaan, yang menurutnya kaya akan adat istiadat, kaya dari sisi religiusitas.
“Semua tradisi ini harus kita nampakkan dalam kehidupan nyata kita, sehingga hidup ini harmoni atas dasar kebersamaan. Insya Allah, Bulukumba bisa Berjaya di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Selain Jamaluddin M Syamsir, juga hadir bakal calon bupati sekaligus pembicara, yaitu Tomy Satria Yulianto, Andi Muh Yusuf Ali, Andi Mahfud Sulthan, Hj Hilmiaty Asip dan Andi Muchtar Ali Yusuf.
Sebelumnya mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Tenaga Kerja A. Abdul Wahab Mangkona memaparkan konsep dan struktur pengelolaan potensi yang dimiliki Bulukumba.
Sekadar diketahui, Abdul Kahar Muslim merupakan ketua ICMI Kab Bulukumba. Pada pelaksanaan teknis dialog tersebut, ketua panitia adalah Hermayanto. (Uno)