Gerak Cepat Apoteker Bulukumba untuk Bantaeng dan Jeneponto

Solidaritas dan rasa kemanusiaan terasa bagai magma. Bergerak cepat turun menyapa. Banjir yang menyapu Bantaeng dan Jeneponto seketika menyedot empati dari berbagai elemen masyarakat. Individu dan organisasi pun bergerak.

Salah satunya adalah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Bulukumba. Segera mereka memantik diskusi dan koordinasi. Seluruh teman sejawat apoteker Bulukumba melalui grup whatsapp segera terkoneksi untuk bersama menggalang bantuan. Sembako ataupun uang tunai harus segera tiba di tangan para warga Bantaeng dan Jeneponto yang terdampak.

Ketua IAI Bulukumba, Apt. H. Haslianto Halim.,S.Farm.,M.Kes., mengungkapkan dengan wajah terharu, “Alhamdulillah berkat keikhlasan dari teman sejawat apoteker dan sumbangan dari beberapa partisipan yang kami terima maka kami bisa mengumpulkan bantuan ini. Terkumpul sembako berupa beras 20 sak, 5 pak, roti 15 pak, air mineral 10 dos, paket nasi kotak 100 box, pakaian bekas layak pakai, paket vitamin dan masker, popok 5 pak. Beserta uang tunai untuk Jeneponto.”

Tangan-tangan pembawa tali empati kemanusiaan pun menjulur. PAC IAI Kabupaten Bantaeng menjadi gerbang yang membawa IAI Bulukumba untuk menyerahkan langsung kepada para warga yang terdampak parah. Wajah-wajah para warga dengan ekspresi sedih perlahan mulai sumringah. Dengan sangat antusias dan senang mereka menerima bantuan tersebut. Ada pula yang sempat berebutan. Ada yang sedikit anarkis namun pembagian bisa diarahkan oleh para apoteker sehingga kembali teratur.

“Dengan bantuan dari PC IAI Kabupaten Bulukumba kami mengharapkan agar semua masyarakat tersentuh hatinya untuk saling membantu. Korban bencana sangat memerlukan uluran tangan kita. Terutama makanan karena banyak rumah yang hancur, pakaian hanyut, bahkan bahan makanan pun hanyut.”

Banjir sudah surut namun terlalu banyak pemulihan harus ditanggulangi bersama. Bencana alam adalah ruang bagi solidaritas dan kemanusiaan.
“Dari pemerintah setempat juga kami harapkan bantuan secepatnya. Ada informasi dari warga bahwa belum ada bantuan dari pemerintah. Baru para relawan yang bergerak.” Tutur Haslianto dengan raut wajah sedih.(*)

Liputan: Uno
Editor : Alfian Nawawi

BANTAENGspot_img

14 KOMENTAR

Index