back to top
Selasa, April 22, 2025

Kenapa Pengamat Ini Sarankan Jokowi Copot Moeldoko?

Kepala Staff Kepresidenan Jend purn Moeldoko. (Foto : kabar24-bisnis.com).

Jalurdua.com – Jakarta | Pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Firman Manan sebut keputusan Mahkamah Agung (MA) untuk menolak permohonan judicial review dari Moeldoko merupakan hal yang memalukan.

“Konstruksinya saja sudah tidak lazim. KSP Moeldoko memotori gugatan terhadap Menkumham yang notabene adalah sesama kabinet. Objek gugatannya juga problematik. Tidak terbayang kekacauan hukum yang terjadi jika AD/ART organisasi boleh digugat sembarang orang,” terang Firman, dikutip dari RMOL, Selasa (19/11/2021).

Ia sampaikan juga jika gugatan tersebut dikabulkan justru akan mengancam kebebasan berserikat yang telah dijamin oleh konstitusi.

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko diusulkan agar dicopot dari kabinet pemerintahan Presiden Jokowi dan Ma’ruf Amin.

Pasalnya, dia dinilai tidak kompeten sehingga membawa citra buruk bagi rezim Jokowi.

Firman juga menyoroti, di tengah menumpuknya kasus-kasus peradilan yang belum selesai, permohonan judicial review yang diajukan KSP Moeldoko atas AD/ART Partai Demokrat justru merupakan pemborosan sumber daya hukum.

“Moeldoko kena prank tiga kali. Sebelumnya oleh Darmizal dan Jhony Allen Marbun, sekarang oleh Yusril. Moeldoko makin kelihatan tidak kompeten sebagai Kepala Staf Presiden,” pungkasnya.

Selain Firman, pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun juga mengatakan pendapat serupa.

Ubedilah menyebutkan di tengah terus menurunnya citra Jokowi, langkah-langkah yang diambil oleh Moeldoko lebih merugikan daripada menguntungkan Jokowi untuk mempersiapkan warisannya menjelang pilpres 2024 mendatang.

Bahkan, kata dia, ada berbagai langkah Moeldoko lain yang merugikan Jokowi.

“Dalam kasus Jiwasraya, terdakwa Hary Prasetyo pernah direkrut Moeldoko sebagai tenaga ahli. Pada saat itu, manipulasi keuangan para nasabah sudah dan sedang terjadi. Mustahil sebagai Kepala Staf Presiden dan mantan Panglima TNI, Moeldoko tidak melakukan background check. Kalau Moeldoko berdalih tidak tahu, berarti kemampuan intelijennya lemah. Apapun alasannya, ini menunjukkan Moeldoko tidak kompeten sebagai pembantu presiden,” tambahnya.

Ubedilah juga menyoroti dugaan kasus Ivermectin yang berujung gugatan pada ICW.

Karenanya Ubedilah ikut menyarankan agar Jokowi me-reshuffle KSP Moeldoko jika tidak ingin citranya semakin memburuk.

Hot this week

Bersama Petani, Babinsa Rawat Ketahanan Pangan dari Bontotiro

JalurDua.Com, Bulukumba - Babinsa Desa Bontotangnga, Serka Muslimin, turut...

Topics

Bersama Petani, Babinsa Rawat Ketahanan Pangan dari Bontotiro

JalurDua.Com, Bulukumba - Babinsa Desa Bontotangnga, Serka Muslimin, turut...

Walau Diterpa Badai CPMA Tetap Bertahan Untuk Kemakmuran Negeri

Keterangan Gambar: Dirut CPMA, Indah Budhi Savitri dan Jajaran...

Managemen Baru CPMA Kedepankan Harmonisasi Masyarakat dan Lingkungan

Foto / Ist: Indah Budhi Savitri dan Mangemen CPMA...

Telkom Dorong Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Lewat Inovasi AI Tanya Pijar

Deskripsi: Tanya Pijar, chatbot berbasis AI pertama di Indonesia,...

Dugaan Korupsi di Dinas Kesehatan Paluta, PB FPP Paluta Desak Kejaksaan Bertindak

Padang Lawas Utara – Pengurus Besar Forum Pemuda Peduli...

Luar Biasa! Tiga Anggota DPRD Bulukumba Terima Aspirasi di Bundaran Titik Nol

Bulukumba – Tiga anggota DPRD Bulukumba, yakni H. Bahtiar,...

Related Articles

Popular Categories

spot_imgspot_img