Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

― Advertisement ―

spot_img

Saat Demokrasi Nyemplung ke dalam Secangkir Kopi

"Ngopi dulu, jangan kampanye terus, ntar kelebihan suara di TPS. Gak enak sama yang lain," itulah kalimat pertama saya pada seorang caleg muda dalam...
BerandaEdukasiNongkrong Literasi Pustaka Kolektif di Taman Kantor Camat Rilau Ale

Nongkrong Literasi Pustaka Kolektif di Taman Kantor Camat Rilau Ale

Bagi para pegiat literasi, sesungguhnya buku adalah kata kerja. Buku harus bergerak menemui pembacanya. Dengan begitu buku-buku bacaan selalu harus mencipta peristiwa, dalam segala ruang dan waktu. Seperti yang dilakukan oleh komunitas yang menamakan diri Pustaka Kolektif.

Mereka berjumlah belasan. Anak-anak pelajar dan mahasiswa yang seide. Ahad sore yang tidak diterpa hujan membuat nyaman lapak baca mereka kali ini di taman depan Kantor Camat Rilau Ale, 14 Juni 2020. Selepas ashar puluhan anak kecil menyerbu lapak baca mereka. Tikar-tikar plastik terhampar, buku-buku tersebar.

Sembari anak-anak itu membaca, beberapa anggota komunitas melakukan pendekatan komunikasi sederhana. Mencoba meraba secara psikologi, termasuk mencari tahu minat dan kecenderungan anak-anak tersebut. Misalnya, bacaan jenis apa yang paling mereka sukai.

Lapak baca ini adalah bagian dari perjalanan dan gagasan Pustaka Kolektif. Belasan pelajar dan mahasiswa ini sebelumnya telah melapak baca gratis di beberapa kecamatan di Kabupaten Bulukumba. Pekan lalu mereka melapak di depan Kantor Camat Herlang.

Nampak hadir salah seorang anggota komunitas ini, Arzal Isham, yang juga merupakan pegiat literasi dari Hamaika Project.
“Kami memberinya tajuk ‘Nongkrong Literasi’, kak,” kata Arzal saat ditanya tentang agenda lapak baca ini.

Langit mulai menuju gelap ketika lapak baca berakhir. Anggota komunitas ini ternyata berasal dari berbagai kecamatan. Dari Herlang dan Kajang ada Padia, Rasul, Uni, Haya, Toriq, Zul, Eka, Tetti, Ekky, dan Nurul. Dari Kecamatan Rilau Ale terdiri dari Arzal, Rini, Yayan, Rahul, Emil, Diat, Yayat, dan Wana. Masih ada sederet lagi nama lainnya yang tidak sempat tercatat.

Salah satu yang juga sempat tercatat yakni penggagas komunitas Pustaka Kolektif adalah seorang mahasiswa Jurusan Hukum. Namanya Arya, seorang anak muda yang bersemangat dari Desa Bontobangun.

Malam merambah Kelurahan Palampang ketika anak-anak komunitas Pustaka Kolektif menyempatkan silaturahim, lanjut diskusi, dan melepas lelah di Kedai Kopi Litera. Di kedai kopi ini mereka langsung akrab dengan es cokelatera, Litera Ice Blend, dan pisang goreng cokelat keju. Pustaka kolektif, keasyikan dan keseruannya pun kolektif.(*)