Jalurdua.com – Jakarta | Akibat terjadinya ketegangan antara Rusia dan Ukraina diperkirakan hal ini dapat mengganggu arus perdagangan Indonesia dengan kedua negara tersebut. Memanasnya eskalasi dapat menghambat ekspor Indonesia ke Rusia dan Ukraina.
“Ini akan menyebabkan terganggunya perdagangan,” kata Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, memgutip CNBC Indonesia, Kamis 24/2/2022.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor Indonesia ke Rusia mencapai US$176,5 juta atau setara Rp2,52 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS) per Januari 2022. Angka tersebut tumbuh hingga 58,69 persen dibandingkan nilai ekspor per Desember 2021 yang hanya US$111,2 juta.
Nilai ekspor Indonesia ke Rusia periode Januari 2022 juga jauh lebih tinggi dibandingkan Januari 2021 yang naik 60,29 persen.
Mayoritas komoditas yang diperdagangkan Indonesia dengan Rusia, antara lain lemak dan minyak hewan, karet, hingga barang dari karet.
Tercatat, ekspor Indonesia ke Ukraina mencapai US$33,1 juta pada Desember 2021. Namun, nilai ekspor pada Januari 2022 hanya US$5,4 juta.
Sejumlah komoditas yang diekspor RI ke Ukraina adalah lemak dan minyak hewan sebesar US$933 ribu, alas kaki sebesar US$571 ribu, kertas dan barang sejenisnya US$556 ribu, kakao dan olahannya US$451 ribu, dan barang-barang lain US$2,8 juta.
Untuk lemak dan minyak hewan nilainya mendominasi produk ekspor Tanah Air yang mencapai US$102,4 juta. Sementara karet dan barang dari karet berkontribusi sebesar US$11,1 juta.
Selain itu, komoditas ekspor lainnya adalah alas kaki dengan nilai US$7,8 juta dan barang-barang lainnya mencapai US$47,9 juta.
Di sisi lain, ekspor Indonesia ke Ukraina pada Januari 2022 justru turun signifikan hingga 83,78 persen dibandingkan Desember 2021.