Jalurdua.com mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional Indonesia 9 Februari 2024

Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

― Advertisement ―

spot_img

Jarak Dekat, Andi Herfida Optimis Kontingen FASI Bulukumba Raih Juara di Bantaeng

JalurDua.Com, Bulukumba - Sebelum berangkat untuk mengikuti lomba Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, kontingen FASI Bulukumba dijamu dan bersilaturahmi dengan...
BerandaHeadlinePupuk Langka, Petani Bulukumba: "Apaji Itu Nakerja Menteri Pertanian?"

Pupuk Langka, Petani Bulukumba: “Apaji Itu Nakerja Menteri Pertanian?”

Bulukumba, JalurDua.Com – Negeri ini adalah negeri agraris namun elemen penting penyokong pertanian berupa pupuk kerap sangat langka. Lebih mencengangkan lagi jika kelangkaan pupuk dialami para petani di Sulawesi Selatan. Padahal provinsi ini selalu menjadi lumbung pangan terbesar nasional. Sekarang pun Menteri Pertanian dijabat oleh putra Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo.

Akibat kelangkaan pupuk, para petani di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Bulukumba mengungkapkan keresahannya.

“Kami sudah mau menanam padi tapi tidak bisa mendapatkan pupuk. Ini situasi yang tidak bagus,” kata Puang Porang, seorang petani di Palampang, Kecamatan Rilau Ale, Selasa (7/7/2020).

Hal yang sama juga dialami seorang petani di desa lainnya, Batukaropa, Puang Tire. Berdasarkan pengakuannya, ia tidak mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah hingga saat ini.

Lantaran itu, ia terpaksa membeli pupuk yang harganya sangat tinggi dan itupun harus dia peroleh penuh perjuangam. Harus dia cari informasi sana-sini dan akhirnya bisa memperolehnya di kecamatan tetangga. Walau harga pupuk tinggi dan mengeluarkan biaya transportasi, ia terpaksa melakukannya karena untuk kepentingan padi yang sedang ditanamnya saat ini.

Puang Tire bahkan mengatakan, “Katanya Menteri Pertanian kita putra daerah Sulsel tapi mengatasi pupuk langka saja tidak ada gebrakan. Apaji itu nakerja menteri pertanian? “(*)

Editor: Alfian Nawawi