Jalurdua.com mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional Indonesia 9 Februari 2024

Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

― Advertisement ―

spot_img

Saat Demokrasi Nyemplung ke dalam Secangkir Kopi

"Ngopi dulu, jangan kampanye terus, ntar kelebihan suara di TPS. Gak enak sama yang lain," itulah kalimat pertama saya pada seorang caleg muda dalam...
BerandaEdukasiSepenggal Kisah Karama Literatur, Komunitas yang Buka Kelas Belajar Gratis Enam Hari...

Sepenggal Kisah Karama Literatur, Komunitas yang Buka Kelas Belajar Gratis Enam Hari Sepekan

Bulukumba, JalurDua.Com – Anak-anak memiliki dunianya sendirI. Dunia bermain dan belajar. Kombinasi antara keduanya menjadi nutrisi penting bagi perkembangan jiwa dan otak anak-anak. Beranjak dari dasar itulah maka format dunia bermain sambil belajar dikemas apik dalam bentuk materi pengajaran yang dilakukan sebuah komunitas literasi di Desa Karama, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Sekitar 50-70an anak desa mereka rangkul dalam sebuah kelas belajar gratis. Ruang kelasnya bisa menempati apa saja. Aula milik kantor desa pun jadi. Ruang kelas di alam terbuka pun tak masalah. Yang terpenting adalah mencipta peristiwa melintasi ruang.

Komunitas yang beranggotakan sepuluh anak muda yang kebanyakan masih berstatus mahasiswa ini menamakan dirinya Karama Literatur. Khusus kegiatan kelas belajar, komunitas ini mensinergikannya dengan program kegiatan karang taruna setempat. Sebagian anggota komunitas memang juga tercatat sebagai anggota Karang Taruna Desa Karama. Komunitas ini juga terdaftar sebagai salah satu simpul dalam jaringan Forum Pustaka Bulukumba (FPB) sejak tahun 2018. Selain aktif menggelar lapak baca gratis di desa mereka, komunitas ini juga kadang menggelar diskusi seputar literasi.

Salah satu relawan, Salman, mahasiswa Teknik Sipil di Universitas Fajar Makassar, menuturkan, kelas belajar untuk anak-anak di Desa Karama sudah berlangsung berbulan-bulan. Terlebih lagi di masa pandemi. Antusiasme anak-anak sangat tinggi.
“Karena anak-anak ini meminta kelas dibuka setiap hari maka kami membuka kelas hampir setiap hari. Kecuali Jumat. Jam kelas biasanya sore ba’da ashar.” Jelasnya, dalam bincang santai ditemani secangkir kopi bersama JalurDua.Com di Kedai Kopi Litera, Palampang, Senin siang (6/7/2020). Kedai kopi di pinggir jalan poros Bulukumba-Sinjai itu memang selama ini menjadi tempat nongkrong para pegiat literasi dan seni dari berbagai penjuru.

Salman dan Icha menikmati dialektika kopi dan literasi di Kedai Kopi Litera (Dok: Ist.)

Relawan lainnya, Icha, mahasiswa Agrobisnis Fakultas Pertanian di Unismuh Makasssar, menimpali, untuk merawat konektivitas dan agar tidak ketinggalan pelajaran di sekolah akibat “liburan pandemi” anak-anak di desa mereka juga disuguhi materi sesuai kurikulum sekolah anak-anak tersebut.
“Anak-anak ini jenuh dengan libur panjang. Kami berusaha mengobati kerinduan mereka terhadap sekolahnya dengan menyisipkan materi sesuai yang mereka pelajari di kelas masing-masing.”

Terkait keberlanjutan kegiatan mereka, Icha mengungkapkan, kaderisasi dan rekrutmen relawan tetap mereka lakukan.

Lapak baca gratis Karama Literatur (Dok: Ist.)

“Para mentor disiapkan dari anak-anak muda setempat sebagai pelanjut. Sebab tentu saja kami tidak selamanya berada di kampung. Sewaktu-waktu pasti kembali ke kampus.” Tandasnya.(*)