Rabu, Februari 12, 2025

Lima Bulan, 4 Gajah Jinak   Mati di Sumut ; “Aktivis Tabagsel Angkat Bicara”

Akhir – akhir ini kita dikejutkan dengan kematian gajah sumatera, ada 4 gajah yang mati dalam kurun waktu lima bulan. (10/03/2023)

Menurut informasi yang beredar, 4 gajah sumatera yang mati tersebut akibat krisis penanganan di Barumun Nagari Wild life Sanctuary (BNWS), bertepatan di Desa Batu Nanggar Batang Onang, Padang Lawas Utara, Sumatera Utara. Setelah dua bulan gajah itu di pindah kan dari BNWS ke Kamp Konservasi Gajah Aek Nauli di Kabupaten Simalungun, gajah itu akhirnya mati. Sebelumnya ada dua gajah yang dipindahkan. Hal ini di lansir di media kompas.id dan keterangan dari Rudianto dari BBKSDA Sumut.

“Pemindahan Dua Gajah ini antara lain untuk mengurangi beban lembaga Konservasi BNWS” Kata Rudianto

Diketahui bahwa pihak BNWS mengalami kesulitan dalam membiayai Operasional Gajah sejak Covid – 19. Sejak BNWS dibuka pada Mei 2015, semua pakan dan urusan operasional lain dibiayai secara mandiri hampir tanpa bantuan pemerintah. Selain dari retribusi, biaya operasional ditanggung dari hasil kebun sawit dan hotel milik pendiri dan pengelola. Yang mana 1 ekor gajah  menghabiskan biaya sekitar 18 Juta perbulannya.

”Sejak Covid-19 melanda, hampir tidak ada pengunjung yang datang ke BNWS,” kata Henry Sukaya, pendiri dan pengelola BNWS.

Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah terhadap lembaga-lembaga konservasi menjadi salah satu faktor kematian 4 gajah sumatera. hal ini disampaikan oleh Mara Husin Nasution saat ditanyai awak media.

“Ada Kesan bahwa pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara tidak memperhatikan Satwa Liar di Padang Lawas Utara Termasuk Gajah yang di Jinakkan di lembaga  lembaga Konservasi. Yang mana lembaga tersebut merupakan lembaga yang di promosikan KLHK sebagai contoh pusat rehabilitasi gajah yang sukses”. Kata Mara Husin Nasution

selain itu, Mara Husin Juga menyampaikan adanya usaha pemerintah menutupi soal lingkungan hidup.

“Pada September 2022, KLHK juga mencekal lima peneliti asing karena menerbitkan artikel dan hasil penelitian yang dianggap menyudutkan pemerintah. begitu juga dengan para pegiat konservasi gajah justru diminta pemerintah untuk irit bicara kepada publik. Seharusnya  Di tengah krisis pembiayaan yang dihadapi lembaga konservasi BNWS, pemerintah  hadir memberikan solusi kepada pihak BNWS, bukan mencekal atau memperirit bicara kepada publik”. Sambung Mara Husin Nasution

akhir dari wawancara awak media, Mara Husin juga mengatakan supaya pihak BNWS  berterus terang kepada pemerintah dan publik.

“Kita juga berharap, pihak manajemen BNWS berterus terang saja. terkait kesanggupan mengelola atau tidak. Kita tidak menginginkan kejadian – kejadian serupa terulang kembali. apalagi Gajah Sumatera merupakan hewan yang dilindungi mengingat beberapa tahun belakangan ini Populasi Gajah Sumatera semakin menurun.” Ungkap Mara Husin Nasution

Hot this week

PB FMPP SUMUT Gelar Aksi di Kejati Sumut, Tuntut Transparansi Penyaluran Dana PEN di Padang Lawas Utara

Medan, 10 Februari 2025 – Pengurus Besar Forum Mahasiswa...

Topics

Luar Biasa! Tiga Anggota DPRD Bulukumba Terima Aspirasi di Bundaran Titik Nol

Bulukumba – Tiga anggota DPRD Bulukumba, yakni H. Bahtiar,...

Ribuan Tenaga Honorer dan ASN di Padangsidimpuan Alami Kondisi Miris, Sudah Tiga Bulan Tidak Terima Gaji

Padangsidimpuan, Kamis (09/01/2025) – Ribuan tenaga honorer dan Aparatur...

Gerakan Civil Society Menolak Proyek Strategis Nasional (PSN)

Jakarta, 26 November 2024 – Belasan organisasi masyarakat sipil...

Modernisasi Pemilu 2024 Dimulai: e-Coklit Permudah KPU Bulukumba dalam Verifikasi Data Pemilih

JalurDua.Com, Bulukumba.---Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bulukumba memulai proses...

Tiga Lokasi Dipertimbangkan untuk Debat Publik, KPU Siapkan Siaran Langsung Nasional

JalurDua.Com, Bulukumba.---Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bulukumba mengumumkan perubahan...

Related Articles

Popular Categories

spot_imgspot_img